Aspekpir Indonesia Harapkan Satgas Sawit Atasi Kendala PSR.

JAKARTA-Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) Indonesia mengharapkan agar Satgas Kelapa sawit mampu menyelesaikan persoalan yang menjadi hambatan pelaksanaan program peremajaan sawit rakyat (PSR).

Ketua Umum Aspekpir Indonesia Setiyono mengatakan program PSR yang sudah dilaksanakan dalam berapa tahun terakhir sudah dirasakan petani sawit plasma anggota Aspekpir Indonesia dengan hasil baik.

“Saya sangat bersyukur, mudah-mudahan dengan satgas ini bisa membantu menyelesaikan persoalan-persoalan di lapangan yang pada akhirnya pemerintah bisa mengambil hasil dari surveynya satgas ini bisa dibawa untuk memberikan kebijakan supaya PSR ini bisa mencapai target,” katanya saat menjadi pembicara dalam Program Wakil Rakyat Bicara Sawit yang tayang di TVRI, kemarin.

Untuk mensukseskan percepatan PSR, Aspekpir Indonesia sudah menawarkan kerjasama kepada pemerintah atau perusahaan apalagi sekarang sudah ada jalur kemitraan bagi anggota karena potensi PSR perkebunan plasma di Indonesia kami perkirakan tidak kurang dari 800.000 hektare.

Aspekpir, katanya, sudah melakukan indentifikasi adanya kendala-kendala di dalam pelaksanaan program PSR di Indonesia.

Baca Juga:  Kolaborasi Satgas Demi Optimalkan Tata Kelola Kelapa Sawit melalui Self-Reporting SIPERIBUN

Pertama, tanaman kelapa sawit petani plasma ini secara teknis memang telah bermur 25 tahun sehingga harus diremajakan. Akan tetapi, dalam enyataan di lapangan, produksi umur pohon sawit yang sudah tua itu produksinya masih bagus.

“Bahkan kami mempunyai pohon hasil tanam tahun 1980 atau 1981 atau sekarang berarti 37 tahun yang masih bagus buahnya karena dirawat dengan baik,” katanya.

Kedua, memang persyaratan pengurusan PSR cukup panjang, tetapi sekarang telah dipangkas bahkan sekarang menjadi dua persyaratan saja sehingga kendala ini diharapkan bisa diminimalisir.

Ketiga, tidak sedikit petani yang kuatir bahkan takut jika ikut program PSR, mereka akan mempunyai hutang lagi dari bantuan yang sebesar Rp30 juta per hektar, padahal biaya untuk melakukan peremajaan bisa menyampai Rp65 juta per hektar.

“Sosialisasi dana PSR harus marif dilakuka karena ketiga hal ini yang menjadi salah satu kendala PSR,” katanya.

Bagikan:

Informasi Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Populer
1746547645-2560x1706
Prabowo Sebut Kelapa Sawit Indonesia Jadi Incaran Dunia
DSC02568 - Copy
Aspekpir Indonesia Gelar Rakernas 2025. Bahas Kemitraan Strategis Inti Plasma, PSR, Sarpras dan Beasiswa.
gubernur-riau-abdul-wahid-fotodiskominfo-riau-3w9xf-u4fg
Riau Berusaha Rebut Hak Kelola Kebun Eks Sawit Duta Palma
Munassss
Secara Aklamasi, Setiyono Kembali Pimpin Aspekpir Indonesia Periode 2023-2028
Terbaru
Yulian-disbun
Harga sawit di Jambi turun akibat fluktuasi harga CPO pasar global
CREATOR: gd-jpeg v1
Perpres Penertiban Kawasan Hutan Muncul, Masa Depan Petani Plasma Terancam
1746547645-2560x1706
Prabowo Sebut Kelapa Sawit Indonesia Jadi Incaran Dunia
CREATOR: gd-jpeg v1
Riau Duduki Posisi Kedua Harga TBS Sawit Tertinggi Nasional