Luas Perkebunan Kelapa Sawit Lebih Sempit Dibandingkan Tanaman Minyak Nabati Lainnya.

JAKARTA-Produktivitas perkebunan kelapa sawit dituding sangat rendah dibandingkan tanaman minyak nabati lainnya sehingga membutuhkan banyak lahan untuk meningkatkan jumlah produksi minyak sawit. Lantas, benarkah demikian?

Berdasarkan data USDA (2021) yang dirangkum PASPI Monitor, luas areal keempat tanaman minyak nabati utama dunia yakni kedelai, rapeseed, bunga matahari, dan kelapa sawit menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan yakni dari sekitar 64,7 ribu hektar (1980) menjadi 221,3 juta hektar (2021).

Jika dirinci, luas areal tanaman minyak kedelai tahun 2021 yakni 130 juta hektar; rapeseed 37,8 juta hektar; bunga matahari 28,4 juta hektar; dan kelapa sawit 25 juta hektar.

“Perkebunan kelapa sawit secara konsisten memiliki luas yang paling sempit dibandingkan areal tanaman minyak nabati lainnya,” catat PASPI Monitor seperti ditulis situs berita warta ekonomi.

Dari segi produksi, keempat minyak nabati dunia juga menunjukkan peningkatan produksi yang cukup signifikan yakni dari sekitar 19,4 juta ton (1980) menjadi 195,5 juta ton (2021).

Minyak sawit berhasil menggeser posisi minyak kedelai sebagai minyak nabati yang paling banyak diproduksi sejak tahun 1992. Secara berurutan, produksi minyak nabati utama dunia tahun 2021 adalah minyak sawit (84,2 juta ton); minyak kedelai (61,3 juta ton); minyak rapeseed (27,9 juta ton); dan minyak bunga matahari (22 juta ton).

Baca Juga:  Info Terbaru Sawit; Indonesia Akan Atur Sendiri Harga Kelapa Sawit.

Tidak hanya itu, minyak sawit juga unggul dari segi produktivitas dibandingkan minyak nabati utama dunia lainnya. Dalam sumber yang sama, produktivitas kelapa sawit dalam menghasilkan minyak nabati paling tinggi yakni mencapai 3,36 ton per hektar.

Sementara itu, produktivitas tanaman rapeseed, bunga matahari, dan kedelai dalam menghasilkan minyak berturut-turut hanya sebesar 0,7 ton per hektar; 0,52 ton per hektar; dan 0,45 ton per hektar.

“Produktivitas minyak kelapa sawit hampir 10 kali lipat produktivitas kedelai atau 8 kali lipat dari produktivitas bunga matahari dan 6 kali lipat dari produktivitas rapeseed,” catat PASPI Monitor.

Data FAO (2013) yang dirangkum PASPI Monitor menyebutkan, untuk memproduksi satu ton minyak, sawit memiliki keunggulan seperti efisien dalam penggunaan input produksi (pupuk nitrogen, pupuk fosfat, pestisida/herbisida, dan energi) dibandingkan input untuk memproduksi satu ton minyak kedelai dan minyak rapeseed.

Implikasinya, catat studi PASPI Monitor ialah polusi/residu air/tanah dan emisi gas rumah kaca ke udara yang dihasilkan untuk memproduksi minyak sawit juga lebih rendah dibandingkan minyak kedelai dan minyak rapeseed.

Bagikan:

Informasi Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Populer
1746547645-2560x1706
Prabowo Sebut Kelapa Sawit Indonesia Jadi Incaran Dunia
DSC02568 - Copy
Aspekpir Indonesia Gelar Rakernas 2025. Bahas Kemitraan Strategis Inti Plasma, PSR, Sarpras dan Beasiswa.
gubernur-riau-abdul-wahid-fotodiskominfo-riau-3w9xf-u4fg
Riau Berusaha Rebut Hak Kelola Kebun Eks Sawit Duta Palma
Munassss
Secara Aklamasi, Setiyono Kembali Pimpin Aspekpir Indonesia Periode 2023-2028
Terbaru
Yulian-disbun
Harga sawit di Jambi turun akibat fluktuasi harga CPO pasar global
CREATOR: gd-jpeg v1
Perpres Penertiban Kawasan Hutan Muncul, Masa Depan Petani Plasma Terancam
1746547645-2560x1706
Prabowo Sebut Kelapa Sawit Indonesia Jadi Incaran Dunia
CREATOR: gd-jpeg v1
Riau Duduki Posisi Kedua Harga TBS Sawit Tertinggi Nasional