ASPEKPIR Soal Urus Sertifikat. Di Malaysia Gratis, di Indonesia Membayar

Melaka-Petani dari 15 negara berkumpul dalam kegiatan International Smallholders Workshop and Field Visit  (ISWFV) yang digelar oleh Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) di Melaka, Malaysia sejak kemarin hingga hari ini Selasa (25/7).

Media khusus kelapa sawit elaeis.co menulis undangan tersebut termasuk juga perwakilan dari Asosiasi Petani Kelapa Sawit – Perkebunan Inti Rakyat (Aspek-PIR) Indonesia.

Ketua Umum Aspek-PIR Setiyono kepada elaeis.co mengatakan ada yang menarik dalam gelaran tersebut. Yakni mengenai Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO) atau jika di Nusantara dikenal dengan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

Dalam gelaran tersebut dipaparkan capaian MSPO di Malaysia sudah mencapai 90%. Sedangkan ISPO di Indonesia baru 1%.

“Yang menarik lagi di Malaysia MSPO tidak dipungut biaya sedikit pun. Artinya memang pemerintahnya yang membantu petani dalam pendanaan,” ujarnya, Selasa (25/7).

Berbeda dengan di Indonesia, petani justru harus membayar jika ingin mendapatkan sertifikat tersebut. “(Pemerintah) Nggak serius ngurus rakyat (petani),” tegasnya.

Baca Juga:  DARI BIMTEK BIKOPRA KALBAR: Pemprov Kalbar Apresiasi Bimtek Bikopra Bagi Anggota ASPEKPIR

Beberapa waktu lalu Setiyono mengatakan minimnya capaian ISPO lantaran kurangnya sosialisasi dari pemerintah kepada petani. Padahal sertifikat bertaraf nasional itu seharusnya memberikan manfaat bagi para petani kelapa sawit.

Hal ini tampak dari petani yang sudah mendapatkan RSPO justru menggebu-gebu mengajak petani lain untuk mengajukan sertifikasi itu.

“Manfaatnya tidak kecil, sehingga banyak petani yang sudah mendapatkan sertifikasi itu mengajak yang lain. Dan untuk menjamin kesejahteraan petani sangat bagus, jika dijalankan sesuai dengan aturan yang ada,” tandasnya.

Dalam gelaran CPOPC tersebut Sekretaris Jenderal, Kementerian Perkebunan dan Komoditas Malaysia, YBhg. Dato’ Mad Zaidi Bin Mohd Karli memaparkan bahwa pihaknya telah mengalokasikan dana insentif The Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO) bagi petani.

“Kami menyadari bahwa beberapa petani masih menghadapi tantangan untuk mendapatkan sertifikasi lantaran terkendala keuangan. Oleh karena itu, Pemerintah Malaysia mengambil langkah proaktif dengan mengalokasikan dana insentif MSPO untuk meringankan beban yang ditanggung petani kecil kami,” katanya.

Bagikan:

Informasi Terkait
Populer
DSC02568 - Copy
Aspekpir Indonesia Gelar Rakernas 2025. Bahas Kemitraan Strategis Inti Plasma, PSR, Sarpras dan Beasiswa.
menteri-agraria-dan-tata-ruangbadan-pertanahan-nasional-artbpn-nusron-wahid_169
Aturan Plasma Sawit Wajib Bagi Perusahaan Naik Jadi 30%
MUSDA RIAU
Dewan Pengurus Daerah Tingkat I Aspekpir Indonesia Provinsi Riau
73852451p
Peraturan Menteri Pertanian No.26 tahun 2007 tentang Padoman Perizinan Usaha Perkebunan
Terbaru
AHD09173
Bisnis Forum Kemitraan Sawit 2025 di Pekanbaru, Riau. Hasilkan Tiga MoU Strategis Dalam Bisnis Sawit Berkelanjutan
BIOCHAR2
Setelah di Kampar dan Rohul, Kolaborasi Aspekpir - BPDP Ajak Petani PIR Pelalawan Kembangkan Biochar
annasa_-_kebun_sawit_3_1724830674 (1)
Harga CPO Tembus 4.200 Ringgit, Saham Sawit TAPG hingga AALI Memanas
959d5656-7759-47db-99c6-04a070b81eb0
Didukung IAS Analysis, BSI dan Bionusa, Aspekpir Gelar Forum Bisnis Kemitraan Sawit 2025