Kinerja ekspor minyak sawit mentah (CPO) Indonesia turun 3,08 persen sepanjang Januari-April 2025.
Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) hingga April 2025, total ekspor CPO turun dari 9,715 ribu ton pada periode yang sama tahun lalu menjadi 9,416 ribu ton tahun ini.
Penurunan tertinggi tercatat untuk pasar India yang anjlok 1,055 ribu ton atau setara 68 persen, diikuti Uni Eropa turun 818 ribu ton (-62 persen), China turun 746 ribu ton (-62 persen), dan Pakistan 385 ribu ton (-42 persen).
Meski volume ekspor turun, nilai ekspor Januari-April 2025 justru mengalami kenaikan signifikan sebesar 30,2 persen.
Total nilai ekspor naik dari USD 8,307 miliar pada 2024 menjadi USD 10,818 miliar pada tahun ini. Kenaikan ini terdorong oleh membaiknya harga rata-rata CPO di pasar global.
Harga rata-rata produk CPO sepanjang Januari-April 2025 tercatat sebesar USD 1.183 per ton CIF Rotterdam, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 1.001 per ton.
Namun secara bulanan, nilai ekspor pada April mengalami penurunan dari USD 3,283 miliar pada Maret menjadi USD 2,069 miliar atau turun 37 persen.
Produksi Naik 2 Persen
Dari sisi produksi, CPO pada April 2025 tercatat naik 2 persen menjadi 4,479 ribu ton dari 4,391 ribu ton pada bulan sebelumnya, terdorong faktor musiman.
Produksi Palm Kernel Oil (PKO) juga meningkat dari 417 ribu ton menjadi 425 ribu ton.
Secara kumulatif hingga April, total produksi CPO dan PKO mencapai 18,039 ribu ton, atau naik tipis 0,85 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 17,887 ribu ton.
Sementara itu, konsumsi domestik juga mengalami penurunan. Total konsumsi dalam negeri pada April turun menjadi 2,100 ribu ton dari 2,168 ribu ton pada Maret.
Penurunan terbesar terjadi pada konsumsi biodiesel yang turun 4,58 persen menjadi 1,046 ribu ton. Konsumsi untuk pangan juga turun 2,02 persen menjadi 871 ribu ton.
Sebaliknya, konsumsi untuk oleokimia sedikit meningkat menjadi 183 ribu ton dari sebelumnya 182 ribu ton.
Dengan stok awal April sebesar 2,017 ribu ton, tambahan produksi sebesar 4,904 ribu ton, serta konsumsi domestik yang lebih rendah dan ekspor yang menurun, stok akhir bulan April tercatat naik menjadi 3,046 ribu ton. (Kumparan.com)